Kamis, 09 Mei 2013

Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Saat Ini Sangat Rendah

"remaja bukannya tak ingin memahami persoalan kesehatan reproduksi dan seksualitas . Namun ketika mereka bertanya kepada orang tua dan guru ,mereka menuduh remaja telah melakukan hal hal yang ingin diketahui . banyak pula orang dewasa yang langsung mengelak dengan alasan tak ada gunanya remaja tahu hal itu."
 
JAKARTA . Ditengah kemajuan teknologi dan perubahan sosial ,pola pendidikan orang tua kepada remaja tidak berubah . Informasi tentang kesehatan reproduksi (Kespro ) dan seksual masih tabu dibicarakan . Akibatnya ,remaja justru mendapat informasi salah yang menjerumuskan mereka.

Pekerja kemanusiaan bidang penanggulangan HIV / AIDS seksualitas dan narkoba Baby Jim Aditya . di Jakarta ,selasa (2/4 ) . Mengatakan,saat dorongan seksual remaja tidak punya kemampuan menghadapi. Resiko dan bahaya yang menyertainya pun tidak di mengerti .
Survei KesPro Remaja Indonesia 2007 . menyebut pengetahuan remaja tentang akil balig saja masih terbatas . mereka umumnya hanya tahu fase itu ditandai dengan perubahan bentuk tubuh . hanya 22,4 persen laki laki umur 15-24 tahun yang tahu mimpi basah sebagai tanda balig . Sementara itu remaja perempuan rentang umur yang sama yang tahu menstrurasi sebagai tanda balig mencapai 76,2 persen .
Namun ,hanya 6,4 persen remaja laki laki dan 4,9 persen remaja perempuan yang tahu akil balig juga disertai meningkatnya dorongan seksual.
Menurut Baby ,remaja bukannya tak ingin memahami persoalan kesehatan reproduksi dan seksualitas . Namun ketika mereka bertanya kepada orang tua dan guru ,mereka menuduh remaja telah melakukan hal hal yang ingin diketahui . banyak pula orang dewasa yang langsung mengelak dengan alasan tak ada gunanya remaja tahu hal itu.
 
Akibatnya ,remaja bertanya kepada kawan . Padahal mereka umumnya mengalami hal yang sama . Pada akhirnya remaja mendapatkan informasi yang salah.
“orag dewasa harus memahami kebutuhan remaja ,bukan memaksakan pandangannya pada remaja ‘. Katanya .
Pelaksana Tugas Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana nasional Sudibyo Alimoeso mengatakan,banyak orang tua menganggap pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas justru mendorong anak melakukan seks bebas.
“Padahal penelitian menunjukkan ,makin tinngi tingkat pengetahuan anak tentang kesehatan reproduksi makin tinggi pula kemampuannya menghindari resiko,”. Ujarnya . sebaliknya remaja yang tak tahu justru makin terjerumus dalam dorongan seksualnya.
Menurut Sudibyo ,saat ini pusat informasi kesehatan remaja (PKIR ) sudah ada di 16.000 sekolah lanjutan tingkat atas dan 400 perguruan tinggi se Indonesia . Namun ,keberadaannya kurang dimanfaatkan siswa ,selain itu ,kaderisasi kader PKIR masih lemah sehingga keberlangsungan PKIR terganggu .

1 komentar: