Kamis, 09 Mei 2013

Inspirasi Bisnis: Satu Pemuda Entrepreneur dapat Mengubah Dunia

Satu Pemuda dapat Mengubah Dunia
Ingatkah Anda dengan perkataan Presiden pertama Republik Indonesia?
Begini kutipan beliau: “Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia”.
Dari kutipan tersebut, tersimpan kekuatan besar seperti kata Anthony Robbins dia pelatih sukses no.1 di dunia: “manusia mempunyai raksasa yang sedang tertidur”. Jadi, jika para kawula muda membangunkan Raksasa tersebut dan bersatu menjadi seorang entrepreneur sukses, dia punya “nothing is impossible – Anything is possible”.
Semuanya dapat mudah dikendalikan.
Dan banyak sekali Kawula muda zaman sekarang terlalu tinggi mimpinya, apakah tidak boleh terlalu tinggi mimpinya?
Boleh-bolehsaja, sah-sahsaja, namun dia telah memanipulasi pikirannya sendiri. Memang benar gantungkanlah cita-cita setinggi langit, namun jangan lupa semua dimulai dari diri sendiri, ubah sikap buruk dalam diri.
Seperti kutipan Anthony Robbins, “Anda boleh ber-mimpi ingin merubah sebuah organisasi, atau perusahaan bahkan mengubah Negara dan dunia, semua dimulai dengan langkah sederhananya itu Mengubah diri Anda sendiri ”.
Siapa yang dapat mengubah Negara dan dunia?
Dialah seorang Entrepreneur atau Business owner (Pemilik bisnis besar).
Kata siapa?
Lho ..coba saja lihat orang-orang terkaya di dunia versi majalah Forbes dialah salah satunya BillGates pendiri Microsoft corporate. Dia adalah business owner bukan seorang IT employee, pendiri Microsoft ini konon katannya mendapat $1 USD perdetiknya, tidak bisa dibayangkan jika dihitung perbulan mungkin sekitar 1 juta dollar. Sungguh angka yang sangat fantastis, tapi jangan salah, Bill Gates kalau sedekah bisa sampai 80% banyaknya.
Karena dia yakin bahwa sedekah atau memberi tidak akan membuat dia miskin, malah membuat dia tambah kaya raya.

Panduan Wirausaha: 4 Aspek Cara Mengiklankan Produk yang Paling Efektif

Bagaimanakah sebuah iklan yang baik itu?
Iklan yang bagus adalah iklan yang bisa mempengaruhi pembaca/pemirsanya untuk melakukan sesuatu seperti yang diminta oleh iklan tersebut. Caranya?
Manfaatkan sisi psikologis calon pembeli/pembaca iklan anda. Sedikitnya ada 4 hal yang harus di ‘sentuh’ dalam membuat iklan yang efektif, seperti:
1. Aspek Perhatian (Awareneess/Attention/Attraction)
2. Aspek Ketertarikan terhadap sesuatu (Interest)
3. Aspek keinginan emosional menggunakan testimoni (Desire)
4. Aspek “call to action”

contoh iklan jadul yang efektif
contoh iklan jadul yang efektif
Oke, mari kita bahas satu persatu:

1. Aspek Perhatian (Awareneess/Attention/Attraction)
Untuk menyentuh aspek ini, anda harus bisa membayangkan, mengira-ngira apa yang sekiranya menarik perhatian calon pelanggan. Masuklah ke dalam pikiran pelanggan dengan mencoba menyelesaikan persoalannya. Tawarkan solusi, jangan tawarkan masalah baru….
Bikinlah kalimat tanya yang mengejutkan, memberi jalan, memberi solusi, dan menunjukkan cara (how to) untuk mencapai apa yang pelanggan inginkan atau harapkan.
Contohnya:
“Sehatkah pemutih wajah yang sekarang anda gunakan?” ini lebih baik dari pada kalimat “Sabun Pemutih wajah baru”

2. Aspek Ketertarikan terhadap sesuatu (Interest)
Banyak iklan dan brosur yang saya temui mengabaikan aspek ini. Padahal pada aspek inilah kita berharap target kita bersedia meluangkan waktunya untuk membaca lebih detail iklan atau brosur kita. Oke, di aspek ini, mari kita bangun minat target dengan memberikan janji solusi atas masalah mereka. Penuhi harapan mereka dengan kalimat-kalimat yang menunjukkan seberapa bagusnya fitur dan keuntungan yang anda tawarkan pada mereka. Jelaskan sejelas-jelasnya keuntungan yang akan diperoleh jika memilih produk/jasa anda.
Contoh:
“Akan lebih putih 4 tingkat  secara alami setelah menggunakan sabun herbal Susu ini selama 3 minggu berturut-turut” bukan kalimat seperti ini Sabun herbal susu adalah pemutih alami”

3. Aspek keinginan emosional menggunakan testimoni (Desire)
Pada tahap ini, aspek emosional akan dibangun dengan memberikan data statistik yang menggugah, atau bahkan mencantumkan testimoni untuk membangun kepercayaan pada produk yang kita tawarkan. Ya, gunakan data statistik atau testimoni dari orang yang terkenal.
Contoh:
“Ini sabun herbal best seller, sudah terjual lebih dari 3 juta unit hanya dalam waktu 6 bulan sejak diluncurkan” atau “Jokowi saja menggunakan sabun herbal anggur untuk membantu dietnya sehari-hari”
bukan seperti ini “Ini sabun herbal best seller” atauSabun herbal anggur untuk membuat langsing”

4. Aspek “call to action”
Inilah aspek paling penting dari sebuah iklan. Call to action!
Bimbinglah target anda untuk melakukan apa yang anda inginkan. Gunakan kalimat-kalimat perintah untuk bertindak sekarang juga. Dan jangan lupa juga berikan batasan waktu atau diskon tertentu:
“Telepon sekarang……..” , “Kunjungi….” , “Dapatkan di…..” , “Pesan sekarang …..”
lalu batasan itu seperti “berlaku untuk 5 orang” , “Hanya hari ini” , “Harga naik tgl…” , “Stok terbatas, hanya 50 unit” dsb.

Inspirasi Usaha: Bob Sadino Menjawab Published March 12, 2013Di sebuah akun facebook, guru saya, Om Bob Sadino menulis jawaban dari ribuan pesan pribadi yang masuk ke inbox beliau. Katanya, karena gak mungkin dijawab satu persatu, maka Om Bob bikin satu surat terbuka untuk menjawab semuanya. Mudah-mudahan, ini bisa menjadi jawaban, meski tidak mungkin menyenangkan semua orang. Wirausaha itu seperti permainan game saja, gagal ya ulangi lagi Wirausaha itu seperti permainan game saja, gagal ya ulangi lagi Yuk kita simak surat terbuka beliau: +++++++ Terima kasih semuanya, (saya) membaca pesan-pesan dari semua, ada yg berdoa agar saya diberi kesehatan, ada yang minta nasehat dan ada pula yang minta duit buat modal, semuanya sekali lagi saya ucapkan Terima kasih. Secara umum, saya respons sebagai berikut: 1. Ingat, saya bisa hingga seperti ini dari jual telur hingga seperti sekarang yg kalian lihat, adalah proses selama 40 tahun, saya ulangi sekali lagi, saya perlu proses 40 tahun. 2. Saya tidak meminta bantuan modal dari siapapun, baik kepada saudara kandung saya, hingga siapapun. 3. Saya tidak menjual belas kasihan kepada siapa pun. 4. Dulu saya tidak ada yg memberikan motivasi, dulu belum ada contoh nyata kehidupan yg berhasil, sebaliknya sekarang banyak contoh, banyak motivasi justru melahirkan generasi yg cengeng (bagi yg suka meminta-minta), mintalah pada diri mu sendiri agar lebih Tegar, lebih Taat, Lebih Ihklas dalam meniti hidup. 5. Anda perlu membaca diri sendiri, adakah Saudaramu yang usianya sudah seumur dengan saya dan apa aktifitasnya sekarang dan mengapa?, silahkan jawab untuk kemajuan diri mu sendiri, untuk dijadikan warisan yang berharga. terima kasih Bob Sadino ++++++++++

Di sebuah akun facebook, guru saya, Om Bob Sadino menulis jawaban dari ribuan pesan pribadi yang masuk ke inbox beliau. Katanya, karena gak mungkin dijawab satu persatu, maka Om Bob bikin satu surat terbuka untuk menjawab semuanya. Mudah-mudahan, ini bisa menjadi jawaban, meski tidak mungkin menyenangkan semua orang.
Wirausaha itu seperti permainan game saja, gagal ya ulangi lagi
Wirausaha itu seperti permainan game saja, gagal ya ulangi lagi
Yuk kita simak surat terbuka beliau:
+++++++
Terima kasih semuanya, (saya) membaca pesan-pesan dari semua, ada yg berdoa agar saya diberi kesehatan, ada yang minta nasehat dan ada pula yang minta duit buat modal, semuanya sekali lagi saya ucapkan Terima kasih.
Secara umum, saya respons sebagai berikut:
1. Ingat, saya bisa hingga seperti ini dari jual telur hingga seperti sekarang yg kalian lihat, adalah proses selama 40 tahun, saya ulangi sekali lagi, saya perlu proses 40 tahun.
2. Saya tidak meminta bantuan modal dari siapapun, baik kepada saudara kandung saya, hingga siapapun.
3. Saya tidak menjual belas kasihan kepada siapa pun.
4. Dulu saya tidak ada yg memberikan motivasi, dulu belum ada contoh nyata kehidupan yg berhasil, sebaliknya sekarang banyak contoh, banyak motivasi justru melahirkan generasi yg cengeng (bagi yg suka meminta-minta), mintalah pada diri mu sendiri agar lebih Tegar, lebih Taat, Lebih Ihklas dalam meniti hidup.
5. Anda perlu membaca diri sendiri, adakah Saudaramu yang usianya sudah seumur dengan saya dan apa aktifitasnya sekarang dan mengapa?, silahkan jawab untuk kemajuan diri mu sendiri, untuk dijadikan warisan yang berharga.
terima kasih
Bob Sadino
++++++++++

Inspirasi Wirausaha: Rasulullah Menyuruh, “JUAL-lah!”, Bukan Bekerjalah Pada si Fulan

Inspirasi Wirausaha: Rasulullah Menyuruh, “JUAL-lah!”, Bukan Bekerjalah Pada si Fulan

Ini mungkin terluput dari perhatian kita, bahwa Rasulullah lebih memerintahkan kita menjadi pedagang dari yang lainnya. Gak percaya? Simak aja kisah berikut:
Jadi pedagang itu mulia dan perintah Rasulullah. Pernah tau kan kisah seorang pemuda yang meminta-minta kepada rasulullah, lalu rasul menyuruhnya menjual pakaian hangat yang dimilikinya untuk dibelikan kapak?
Kata Rasulullah, “Saudara, terimalah uang ini. Lalu yang satu dirham kamu belikan makanan dan segera kamu berikan kepada keluargamu di rumah, sedangkan yang satu dirham lagi belikan sebuah kampak, dan bawalah ke sini segera.”
Lelaki itu segera menuruti perintah Rasulullah Saw dan menyerahkan sebuah kampak yang belum ada tangkainya kepada beliau. Kampak itu beliau terima lalu dibuatkan tangkai (gagang). Setelah tangkai terpasang, kampak itu beliau serahkan kepada lelaki  tadi seraya bersabda,
“Sekarang carilah kayu bakar dan JUAL-lah ke pasar! Dan ingat, jangan sekali-kali datang menghadapku sebelum lima belas hari!”
Coba kita perhatikan, mengapa Rasulullah menyuruh pemuda itu untuk mencari kayu lalu menjualnya? Bukankah secara logika akan lebih mudah bagi rasulullah untuk merekomendasikan saja anak muda ini ke salah seorang sahabatnya yang kebanyakan pengusaha kaya itu untuk bekerja pada mereka?
Mengapa Rasulullah tidak mengatakan, “Ini, pergilah ke si Anu, sampaikan surat ‘sakti’ ini padanya dan kamu akan diterima sebagai karyawannya.”
Ya, Rasulullah lebih suka menyuruh anak muda itu untuk jadi pedagang atau berwirausaha dibanding merekomendasikannya untuk bekerja pada orang lain.
Berjualan itu pekerjaan spiritual
Berjualan itu pekerjaan spiritual
Mari kita renungkan: JUALLAH!! Kata rasulullah…bukan LAMARLAH Pekerjaan ke si A…..
Jadi, banggalah dengan profesi wirausaha anda, meski sekarang belum besar dan hebat.
Karena Rasulullah lebih memerintahkan pemuda untuk jadi pedagang dibanding yang lain.
Semangaaattttt………….

Cara dan Ide Sederhana Memasarkan Usaha Kecil Anda

Membuka usaha itu sederhana. Asal ada kemauan dan berani, pasti bisa.
Lalu setelah itu apa? Bagaimana mengembangkan dan memasarkannya?
Banyak strategi yang dapat kita lakukan. Kreatifitas sangat diperlukan. Jika merasa tidak mempunyai ilmunya, jangan malu bertanya dan belajar kesana-kemari. Berikut ini kita bahas ya prinsip dan strategi dasar untuk memasarkan usaha kecil yang baru anda buka itu….
tenda unik ini bukan cover mobil, lho...
tenda unik ini bukan cover mobil, lho…
1. Perjelas segmentasi pasar
Kenali produk anda dengan baik, lalu pilihlah segmentasi pasar yang diinginkan. Menentukan segmen pasar ini banyak caranya, dan tergantung pada produknya juga. Dengan memperjelas segmen pasar yang akan dibidik, kita akan lebih mudah menentukan strategi harga, cara beriklan, bahasa iklan, dan kepada siapa kita harus bersinergi.
2. Promosi efektif dan terukur
Kalau sudah menentukan target pasar dengan jelas, akan lebih mudah untuk kita merencanakan model promosi dan strategi perencanaan pemasaran yang kita lakukan. Pilihlah beberapa dari aneka model promosi yang ada. Lalu rencanakan priodenya, besaran anggaran yang akan dikeluarkan, media apa yang akan digunakan. lalu catatlah hasilnya dengan lengkap. Mengukur efektifitas promosi misalnya dapat dilakukan dengan memberi kuisioner pada setiap pelanggan yang datang, dari manakah dia tau informasi mengenai usaha kita. Beri hadiah kecil bagi yang bersedia mengisi kuisioner dengfan lengkap. Data-data yang diperoleh akan memudahkan lagi untuk menentukan jenis dan model promosi yang akan kita lakukan di masa yang akan datang.
3. Membuat paket produk
Membuat paket-paket produk membuat calon konsumen mempunyai lebih banyak pilihan. Selain itu juga mampu ‘memaksa’ konsumen untuk membeli produk dalam jumlah yang banyak. Paket produk ini bertujuan agar konsumen membeli produk kita lebih dari satu produk, misalnya saja paket bundling, paket hemat, paket premium ataupun paket-paket saat periode tertentu (hari besar, hari istimewa dan sebagainya).
 4. Hadiah dan iming-iming
Sering-seringlah melakukan promo dengan memberikan hadiah, paket promosi atau apa saja bentuk insentif untuk konsumen anda. Misalnya, ada diskon khusus atau hadiah khusus jika konsumen tersebut melakukan pembelian berulang atau pembelian dalam jumlah tertentu. Pada dasarnya konsumen senang jika diberi insentif sehingga akan memotivasi untuk melakukan pembelian lebih. Insentif bisa berupa potongan harga, gimmick hadiah, tambahan bonus, voucher dll.
 5. Lakukan variasi dan pengembangan produk
Luangkan waktu untuk melakukan pengembangan produk (product development). Pengembangan produk ini bisa kita lakukan dengan cara membuat varian produk/jasa yang lebih variatif. Hal yang penting dari strategi ini adalah kita peka terhadap kebutuhan konsumen. Varian produk ini bisa dalam hal ukuran yang berbeda, fitur yang berbeda, jenis produk, tipe serta variasi lainnya.
6. Saling bertukar voucher dengan pengusaha lain
Bekerja sama dengan pemilik usaha lain perlu dilakukan. Bisa dalam bentuk bundling produk, jika produk anda dapat disatukan dalam sebuah paket dengan produk atau jasa milik tetangga anda. Misalnya, anda punya produk sabun mandi, maka coba bundling produk anda dengan produk pelengkap mandi milik tetangga anda seperti lulur atau shampoo.
Atau anda bisa juga bertukar voucher dengan orang lain, misalnya dengan pembelian tertentu di toko anda akan memperoleh voucher belanja 100rb di toko teman anda yang menjual produk berbeda dengan yang anda jual. Imbalannya, teman anda pun melakukan hal yang sama untuk toko anda. Ini sinergi saling menguntungkan anda juga pelanggan anda.

Oke, selamat berkreasi………

5 Aturan yang Membuat Nama Brand atau Merek Anda Langsung Nancep!

Membuat sebuah nama brand yang bagus itu sangat penting. Nama brand atau merek adalah investasi awal yang sangat menentukan keberhasilan sebuah produk. Selain kualitas produk (konten) yang bagus, nama brand adalah kunci awalnya.
Begini, berapa banyak yang mampu membuat pizza lebih baik dan lebih enak dari pizza Hut? Banyak.
Tapi, silahkan lakukan survey sederhana, jika menyebut pizza, apa yang langsung terasisiasi dengannya? Pasti banyak yg bilang “PIZZA HUT”!!
Oke, berikut ini, inilah 5 aturan atau jurus yang membuat nama brand atau merek anda seperti memiliki ruh yang nancep dan nempel dengan baik di ingatan orang-orang.

1. Sesuai target pasarnya

Sesuaikan nama brand anda pasar yang anda bidik. Cari tau siapa mereka dan apa yang mereka sukai. Misalnya, jika anda ingin bikin salon dengan target: Perempuan Muda, Feminim, Fashion Trendy, Mid-Class.
Kira kira manakah nama salon yang paling cocok untuk itu: Salon JOKO, Salon LISA, atau Salon Angelina?

2. Terasosiasi oleh Differensiasi

Ini artinya adalah ketika mendengar merek anda, orang langsung ‘ngeh’ tentang perbedaan dan sesuatu yang spesial dari produk anda. Contohnya: “Oseng Mercon”, ini terasosiasi dengan pedas yang wuiihhh, meledak!!! Atau “Kaos Emas” orang akan terasosiasi dengan kaos hitam bertinta emas.

3. Usahakan hindari Singkatan Konsonan

Selain sukar diingat, singkatan konsonan juga sukar terasosiasi oleh produknya. “Yuk kita ke toko bunga DMC…!” Ternyata setelah sampai di sana berjejer toko bunga DCM, MDC, CMD….aduh..pusing deh. mana yang bener nih? Lalu bagaimana dengan HSBC, BCA? Nama singkatan HSBC dan BCA itu dibuat setelah bank tersebut terkenal dan besar. Dulunya tidak. Lagi pula, bisnisnya memang unik, produk yang tidak mudah ditiru oleh orang banyak. Berapa banyak sih yang punya kesempatan mendirikan bang semacam itu?

3a. Hindari Juga ANGKA

Hampir sama dengan singkatan konsonan, angka lebih sulit diingat dan juga tidak terasosiasi dengan produknya. Bakpia Patok 75,25,625,65: yang mana nih yang jadi pionir? Lha, Es Teler77 kok tetap nomor 1 ya? Iya, karena dia tidak punya saingan yang setara….

4. Bikin Aneh atau Nyeleneh!

kalau saya sebut suatu produk seperti ‘rawon’; apa yang langsung ada dibenak anda? Yup betul: “Rawon Setan!”. Meskipun anda belum pernah tau di mana dan belum pernah mencicipinya, tapi namanya sudah kemana-mana karena nyeleneh dan aneh. Seperti juga “Soto Gebrak” yang sangat menarik karena ada ritual menggebrak meja sebelum disajikan. Tidak harus sesuatu yang berkonotasi negatif lho yang disebut nyeleneh itu. Bisa saja anda bikin atau buka warung “Rawon Malaikat” disebelah rawon setan. Kemudian bikin tag line besar “Pilih Surga apa Neraka?” Hehehehehe…..laris tuh.

5. Mudah Diucap atau Diingat

Coba deh baca 10 kali dengan cepat: cengkirengcengcongrikker <—– saya jamin keriting deh lidahnya…hahahaha. Mudah diingat itu dapat berupa nama brand yang terdiri dari 2 sampai 4 suku kata yang tidak bertabrakan 2-3 konsonan bersamaan. KaosEmas lebih baik dari pada KaoSSPort < meski sama-sama 4 suku kata, tapi pada “Kaossport” ada SSP ini konsonan berurutan. Contoh baik: Nike, Adidas, Nokia dsb.
“MEREK YANG UNIK MEMBUAT ORANG PENASARAN UNTUK MEMBELI, DAN KONTEN PRODUK YG NGANGENI MEMBUAT ORANG AKAN KEMBALI LAGI…”
Oke, selamat berkreasi membuat nama brand yang mudah untuk NGETOP!
Tulisan ini disadur dari buku Jaya Setiabudi: “Kitab Anti bangkrut”

PENTINGNYA HARD SKILL DAN SOFT SKILL PADA MAHASISWA

A. PENDAHULUAN
Persaingan untuk mendapatkan pekerjaan sekarang ini sangatlah ketat diakibatkan banyaknya orang yang melamar pekerjaan ataupun sedikitnya daya tampung pekerja.  adalah salah satu perguruan tinggi yang ada di Sumatera Utara yang meluluskan mahasiswa lebih kurang empat ribu orang setiap tahunnya. Sudah tentu lulusan tersebut akan bekerja dan akan bersaing dengan lulusan  itu sendiri ataupun lulusan perguruan tinggi lainnya. Dengan demikian mahasiswa  harus mempersiapkan dirinya untuk bersaing sebelum dan setelah dinyatakan lulus dalam mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Mengembangkan hard skill adalah jawaban utama didalam keberhasilan untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. Namun demikian tidaklah cukup hanya kemampuan hard skill saja, tetapi harus diimbangi dengan kemampuan soft skill dalam menghadapi berbagai tantangan saat melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Admin dunia kerja percaya bahwa sumber daya manusia yang unggul adalah mereka yang tidak hanya memiliki kemahiran hard skill saja, tetapi juga piawai dalam aspek soft skillnya. Ditambahkan juga, bahwa dunia pendidikanpun mengungkapkan dengan berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill).
B. HARD SKILL
Proses pembelajaran di perguruan tinggi lebih menitik beratkan pada aspek kognitif. Hal ini dapat dilihat pada prestasi mahasiswa yang ditunjukkan oleh indeks prestasi (IP). Indeks prestasi dibuat berdasarkan hasil penilaian dari evaluasi dosen terhadap mahasiswa dalam proses pembelajaran. Kemampuan mahasiswa yang ditunjukkan berdasarkan indeks prestasi seperti inilah yang sering disebut sebagai kemampuan hard skill.
hard skill yaitu lebih beriorentasi mengembangkan intelligence quotient (IQ). Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hard skill merupakan kemampuan untuk menguasai ilmu pengatahuan teknologi dan keterampilan teknis dalam mengembangkan intelligence quotient yang berhubungan dengan bidangnya.
C. SOFT SKILL
Pengertian soft skill didefenisikan sebagai keterampilan lunak (soft) yang digunakan dalam berhubungan dan bekerjasama dengan orang lain, atau dikatakan sebagai interpersonal skills. Menurut Bahrumsyah soft skill merupakan keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan keterampilan mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) yang mempu mengembangkan untuk kerja secara maksimal. Dari kedua pendapat tersebut diatas, ada kesamaan pendapat tentang pengertian soft skill yaitu interpersonal skill  hanya saja pada pendapat Bahrumsyah ditambahkan intrapersonal skills yaitu keterampilan mengatur dirinya sendiri.
D. PERANAN HARD SKILL DAN SOFT SKILL
Hard skill sangatlah penting untuk dikembangkan, karena kemampuan seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan dengan baik dan benar adalah tergantung bagaimana hard skill yang dia miliki. Tidak mungkin seseorang bisa membuat sebuah alat yang berguna jika dia tidak mengetahui cara pembuatan, tujuan, dan kegunaannya alat tersebut. ataupun tidak mungkin seseorang mampu memperbaiki sesuatu jika dia tidak tuhu apa yang dia perbaiki.
Sebelum melamar sebuah pekerjaanpun seharusnya lulusan perrguruan tinggi (mahasiswa) harus memperhatikan pekerjaan yang akan diterimanya dengan kemampuannya. Membandingkan kemampuan dengan pekerjaan yang akan dikerjakan adalah hal yang baik. Untuk itu mahasiswa perlu mempersiapkan dirinya dengan mengembangkan hard skill sebagai dasar untuk melamar pekerjaan dan diimbangi dengan soft skill sebagai landasan untuk melakukan pekerjaan. Karena hampir semua perusahaan dewasa ini mensyaratkan adanya kombinasi yang sesuai antara hard skill dan soft skill, apapun posisi karyawannya. Bagi perekrutan karyawan bagi perusahaan pendekatan hard skill saja kini sudah ditinggalkan. Percuma jika hard skill baik, tetapi soft skillnya buruk. Hal ini bisa dilihat pada iklan-iklan lowongan kerja berbagai perusahaan yang juga mensyaratkan kemampuan soft skill, seperi team work, kemampuan komunikasi, dan interpersonal relationship, dalam job requirementnya. Perusahaan cenderung memilih calon yang memiliki kepribadian lebih baik meskipun hard skillnya lebih rendah. Alasannya adalah memberikan pelatihan ketrampilan jauh lebih mudah daripada pembentukan karakter Hal tersebut menunjukkan bahwa hard skill merupakan faktor penting dalam bekerja, namun keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya lebih ditentukan oleh soft skillnya yang baik.
Dunia kerja saat ini membutuhkan sumber daya yang terampil, sebagai seorang  mahasiswa dituntut untuk mempunyai keahlian hard skill yang tinggi, Hard skill merupakan keahlian bagaimana nilai akhir kuliah mahasiswa/nilai akademis (IPK) mahasiswa ini sebagai persyaratan untuk memenuhi admnistrasi dalam melamar pada suatu perusahaan, selain harus memiliki IPK yang tinggi di era persaingan yang ketat ini juga kita dituntut memiliki soft skill yaitu ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skill) ketrampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skill), Baik hard skills maupun soft skills merupakan prasyarat kesuksesan seorang sarjana dalam menempuh kehidupan setelah selesai pendidikannya. Seperti yang dijelaskan di atas bahwa hard skills ditekankan pada aspek kognitif dan keahlian khusus menurut disiplin keilmuan tertentu, sedangkan softskills merupakan perilaku personal dan interpersonal skill yang diperlukan untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kinerja seorang manusia.
E. PERANAN HARDSKILL DAN SOFT SKILL DALAM DUNIA KERJA
Di dalam persaingan seperti sekarang, kebutuhan akan tenaga kerja yang memiliki profesionalisme dan manajerial skill yang berbasis kemampuan sudah merupakan tuntutan. Terlebih di dunia kerja sekarang banyak dipengaruhi perubahan pasar, ekonomi dan teknologi. Tenaga kerja yang memiliki kecerdasan emosional (Emotional Quatient) sangat mendukung pemenuhan kebutuhan tersebut disamping kecerdasan intelektual. Berdasar hasil survey Nasional Assosiation of Colleges and Employers USA (2002) terhadap 457 pimpinan perusahaan menyatakan bahwa Indeks Kumulatif Prestasi (IPK) bukanlah hal yang dianggap penting dalam dunia kerja. Yang jauh lebih penting adalah sotfskill antara lain kemampuan komunikasi, kejujuran, kerjasama, motivasi, kemampuan beradaptasi dan kemampuan interpersonal dengan orientasi nilai pada kinerja yang efektif.
Keterampilan sangat mempengaruhi tingkat kesuksesan seseorang. Dengan keterampilan yang ada seseorang dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik untuk dirinya maupun lingkungan sekitarnya. Secara umum, keterampilan manusia dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu keterampilan teknis (hard skill) dan keterampilan mengelola diri dan orang lain (soft skill).
Kemampuan individu dalam berhubungan dengan orang lain atau disebut interpersonal skills , dan kemampuan individu untuk mengatur dirinya sendiri untuk unjuk kerja secara maksimal atau disebut intrapersonal skills.
INTRAPERSONAL SKILL, contohnya :
• Transforming Character  ( transformasi karakter )
• Transforming Beliefs ( transformasi keyakinan )
• Change management ( manajemen perubahan )
• Stress management  ( stress manajemen )
• Time management ( manajemen waktu )
• Creative thinking processes ( proses berpikir kreatif )
• Goal setting & life purpose ( penetapan tujuan dan tujuan hidup )
• Accelerated learning techniques ( belajar teknik dipercepat )
INTERPERSONAL SKILL, contohnya :
• Communication skills ( ketrampilan komunikasi )
• Relationship building ( membangun hubungan )
• Motivation skills ( ketrampilan motivasi )
• Leadership skills ( ketrampilan kepemimpinan )
• Self-marketing skills ( ketrampilan pemasaran diri )
• Negotiation skills  ( ketrampilan negosiasi )
• Presentation skills ( ketrampilan presentasi )
• Public speaking skills ( ketrampilan berbicara di depan umum )
Cara meningkatkat softskill , yaitu :
• Learning by doing. Soft skill bisa diasah dan ditingkatkan seiring dengan pengalaman dalam dunia kerja/berorganisasi.
• Berinteraksi dan melakukan aktivitas dengan orang lain.
• Mengikuti pelatihan-pelatihan / seminar tentang manajemen.

PENGENDALIAN DIRI MELALUI KECERDASAN EMOSIONAL (EQ)

Kecerdasan emosional atau Emotional Qoutient (EQ), adalah salah satu kecerdasan manusia yang saat ini sangat diperlukan dalam upaya untuk pengendalian diri dengan cara pengendalian emosi. Menurut Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intellengence (hal. 411–412), emosi dikelompokkan  dalam beberapa golongan yaitu: amarah,  kesedihan, rasa takut, kenikmatan,  cinta,  terkejut,   jengkel dan  juga  malu. Secara umum Emosi bisa bersifat positif  diantaranya yaitu  rasa senang,  cinta kasih, kehati-hatian, bahagia, dan juga bisa bersifat negatife misalnya rasa iri, dengki, rasa marah, ketakutan, dan lain sebagainya.

      Emosi yang muncul sebetulnya dapat menjadi sumber energi, autentisitas dan semangat manusia yang sangat kuat,  tergantung bagaimana cara mengelola emosi tersebut, sehingga bisa sebagai energi pengaktif untuk aktifitas kehidupan kita sehari-hari, misalnya; empati, integritas, kredibilitas, keuletan, saling percaya dan juga untuk hubungan sosial lainnya. Untuk mencapai kondisi tersebut yang perlu dilakukan hanya dengan menggunakan kecerdasan,  karena dengan  cerdas emosi kita akan dapat mengelola emosi dengan baik dan terarah.Orang yang mempunyai kecerdasan emosional  adalah mereka yang sudah mampu mengenali, mengelola, memanage, mengarahkan, memanfaatkan dan mengoptimal-kan emosi kita, serta  mampu mengenali emosi orang lain juga mampu membina hubungan dengan orang lain.

Kecerdasan Emosional
Pengertian Kecerdasan Emosi
Menurut Goleman (2002:45) kecerdasan emosi merujuk pada kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, dan berempati.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional merujuk pada sejumlah kemampuan dan ketrampilan sosial yang berhubungan dengan pengendalian dan pembinaan hubungan sosial dengan lingkungan, selain itu pengaturan diri dan cognitive inteligensi merupakan aspek penting dalam kecerdasan emosional karena dengan memahami diri dan orang lain, mengatur emosi dengan baik, individu dapat menyadari berbagai emosi yang dimilikinya dan yang dimiliki orang lain serta kekurangan dan kelebihannya sehingga ia mampu menggunakan kemampuan yang ada pada dirinya untuk menghadapi stimulus dari lingkungannya secara tepat termasuk stimulus yang dapat memunculkan perilaku aggressive driving.

Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional
Berdasarkan pendapat Goleman (dalam Mutadin, 2002:1) membagi kecerdasan emosional dalam beberapa kemampuan atau aspek yaitu:
1)Mengenali Emosi Diri yakni kesadaran diri dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional. Pada tahap ini diperlukan adanya pemantauan perasaan dari waktu ke waktu agar timbul wawasan psikologi dan pemahaman tentang diri.

2)Mengelola Emosi. Mengelola emosi berarti menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat, hal ini merupakan kecakapan yang sangat bergantung pada kesadaran diri.

3)Memotivasi Diri. Kemampuan seseorang memotivasi diri dapat ditelusuri melalui hal-hal sebagai berikut, cara mengendalikan dorongan hati, derajat kecemasan yang berpengaruh terhadap unjuk kerja seseorang, kekuatan berfikir positif, optimisme, dan keadaan flow (mengikuti aliran), yaitu keadaan ketika perhatian seseorang sepenuhnya tercurah ke dalam apa yang sedang terjadi, pekerjaannya hanya terfokus pada satu objek.

4)Mengenali Emosi Orang Lain. Empati atau mengenal emosi orang lain dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia akan terampil membaca perasaan orang lain.

5)Membina Hubungan Dengan Orang Lain. Membina hubungan dengan orang lain merupakan keterampilan sosial yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain. Tanpa memiliki keterampilan seseorang akan mengalami kesulitan dalam pergaulan

Ciri Orang Yang Mempunyai Kecerdasan Emosional Tinggi
Orang yang sukses dalam pekerjaan tidak hanya memiliki intelegensi yang tinggi, namun secara emosional mereka juga baik. Orang yang cerdas secara emosi akan bersikap tegas dan mampu mengendalikan perilaku sehingga terbebas dari perilaku-perilaku negatif. Kecerdasan emosional sangat sulit diukur dan sampai sekarang belum ada alat tes tunggal yang menghasilkan nilai kecerdasan emosional.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ciri orang yang mempunyai kecerdasan emosional adalah mudah bergaul, tidak mudah takut, bersikap tegas, berkemampuan besar untuk melibatkan diri dengan orang lain, konsisten, tidak emosional, lebih mengutamakan rasio daripada emosi, dapat memotivasi dirinya sendiri dan lebih penting dapat memecahkan solusi dalam keadaan yang darurat.

Manfaat Kecerdasan Emosional
Pengendalian emosi sangat penting dalam kehidupan manusia karena melalui emosi yang terkendali maka bentrokan antara satu dengan yang lain sangat jarang sekali terjadi. Jika seseorang itu dapat mengenal, mengendalikan emosinya dan dapat menyalurkan emosi itu kearah yang benar dan bermanfaat, maka akan cerdas dalam emosinya. Dengan menggunakan aspek-aspek kecerdasan emosionalnya dengan baik, otomatis akan timbul sikap individu yang diharapkan tersebut.

Perkembangan kecerdasan emosional ini berhubungan erat dengan perkembangan kepribadian dan kematangan kepribadian. Dengan kepribadian yang matang dapat menghadapi dan menyelesaikan berbagai persoalan, dan betapapun beban dan tanggung jawabnya besar tidak menjadikan fisik menjadi terganggu.

Jadi kecerdasan emosional merupakan aspek yang sangat dibutuhkan dalam mengemudi dan dalam kehidupan bermasyarakat, selain itu masih banyak manfaat kecerdasan emosional yang lain yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, selain di lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan bermasyarakat. Selain itu kecerdasan emosionallah yang memotivasi kita untuk mencari manfaat, potensi dan mengubahnya dari apa yang kita pikirkan menjadi apa yang kita lakukan. Karena  kecerdasan emosional itu bukan muncul dari pemikiran intelek yang jernih tetapi muncul dari hati nurani, sehingga apapun  yang muncul dari perasaan  akan selalu memberikan informasi penting yang memotivasi kita untuk mencari potensi yang kita miliki serta dapat  menggunakannya secara baik dan benar. Meskipun Kecerdasan Emosional ini sifatnya dinamis, tidak tetap dan bisa berobah setiap saat, tetapi bila kecerdasan ini konsisten dimiliki, maka  semakin tua orang akan menjadi semakin bijaksana, Kecerdasan emosional tersebut sangat bermanfaat bagi semua golongan umur  di semua strata kehidupan, diantaranya dapat membuat  orang  tidak depresi, tidak cepat putus asa, tidak membuat implusif dan agresif, tidak cepat puas, tidak egois, selalu terbuka pada kritikan, terampil dalam melakukan hubungan sosial, tidak mudah marah dan lain sebagainya,  dan ini semua tentu akan berdampak positif untuk menghilangkan sosial problem, sebagai dampak  negatif globalisasi yang saat ini banyak terjadi di masyarakat.


Pemahaman Pengendalian Diri
Tujuan akhir pengendalian diri adalah untuk mencapai kesuksesan/keberhasilan. Perjalanan hidup ini sangat dinamis, kadang berliku, menurun atau mendaki. Medan kehidupan yang demikian itu menuntut kita harus menguasai sejumlah kompentensi hidup, antara lain pengendalian diri.

Mengapa Harus Mengendalikan Diri
Mengapa Daniel Goleman (Ary Ginanjar, 2001) mengisahkan sebagai berikut:
Anak-anak usia 4 tahun di TK Standford diuji ketika memasuki sebuah ruangan. Dia atas disediakan kue marsh mallow. Anak boleh mengambilnya dan langsung memakannya. Tetapi bagi yang mau ‘’berpuasa’’ menahan waktu dalam waktu tertentu, maka ia akan dapat hadiah tambahan satu kue.
Empat belas kemudian, setelah anak-anak lulus SMA, didapati sebagai berikut:
Anak-anak sewaktu di TK langsung memakan kue, tidak menahan dulu, ternyata cenderung tidak tahan menghadapi stress, mudah tersinggung, gampang terpancing untuk berkelahi.
Tiga puluh tahun kemudian, terbukti bahwa anak yang sewaktu TK tidak bisa menahan diri, setelah dewasa terlihat kecakapan kognitif dan emosinya rendah, sering kesepian, kurang dapat diandalkan, mudah hilang konsentrasinya, dan tidak sabar bila menghadapi stress hampir tidak terkendali. Tidak fleksibel menghadapi tekanan, dan mudah meledak-ledak emosinya (impulsif).
Dalam keadaan tertentu kita kadang sulit untuk mengendalikan diri sendiri di mana banyak hal yang sangat membuat kita ingin marah dan berontak terhadap sesuatu hal yang membuat kita ingin marah. Semua itu timbul karena emosi yaitu perasaan yang timbul dalam diri kita sendiri secara alami itu bisa berupa amarah, sedih, senang, benci, cinta, bosan, dan sebagainya yang merupakan efek atau respon yang terjadi dari sesuatu yang kita alami. Kecerdasan emosi merupakan kemampuan manusia untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadap frustasi, mengendalikan dorongan hati (kegembiraan, kesedihan, kemarahan, dan lain-lain), mengatur suasana hati dan mampu mengendalikan stres dan keadaan yang melanda kita. Kecerdasan emosional juga mencakup kesadaran diri sendiri dan mengendalikan dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan kecakapan sosial. Ketrampilan yang berkaitan dengan kecerdasan emosi antara lain misalnya kemampuan untuk memahami orang lain, kepemimpinan, kemampuan membina hubungan dengan orang lain, kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim, membentuk citra diri positif, memotivasi dan memberi inspirasi dan sebagainya.

Melatih Daya Ingat Bayi

Tahukan Anda, sejak dalam kandungan, bayi lebih bisa mengingat suara-suara yang sering ia dengar, ketimbang suara yang baru ia dengar saat lahir. Itu sebabnya bayi sangat hapal suara ibu dan ayahnya. Latih terus daya ingatnya sejak dini.
  • Kontak mata. Tatap mata bayi ketika Anda memberinya intruksi atau mengatakan sesuatu agar ia mengingatnya.

  • Permainan. Anak Anda senang bermain dan mendapat manfaat dari bermain yang merangsang day aingat, selama Anda memainkannya dengan santai dan senang. Misalnya, menyembunyikan mainan dengan menutupinya menggunakan kain, atau permainan yang melibatkan inderawi. Misalnya, meliat, menyentuh, mencium dan mendengarkan suara.
  • Nama. Ucapkan nama-nama benda dengan jelas, seperti meja, gelas, cangkir, agar ia dapat mengngat benda dan namanya. Juga nama orang-orang di sekelilingnya.
  • Melihat-lihat isi buku bergambar atau album foto sesering mungkin sambil menunjuk, dan menyebutkan nama gambar dalam buku dan nama orang-orang pada album foto.
Jenis-jens ingatan:
  • Visual: mengingat dengan penglihatan (wajah orang).
  • Auditif: mengingat lewat suara (namanya sendiri, nama orang dan lagu).
  • Olfactory: mengingat bau dan rasa (susu).
  • Kinestetik: mengingat gerakan (menggoyang mainan, menggerakkan tangan atau kaki untuk melakukan sesuatu).
Semantic: meningat bahasa dan arti (kata dan kalimat).

5 Macam Kecerdasan Emosional Anak

Membangun kecerdasan anak memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan anak.  Fungsi orang tua adalah memberikan stimulasi agar anak bisa tumbuh kembang dengan baik terutama tingkat kecerdasannya.  Tanpa bantuan orang tua maka tingkat kecerdasan anak tidak akan bisa berkembang secara optimal.  Agar perkembangan kecerdasan anak dapat maksimal maka harus dimulai sejak anak usia dini.
Kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosi merupakan dua hal yang harus tetap dibina sejak anak usia dini.  Dua kecerdasan tersebut tidak boleh dipisahkan karena kecerdasan tersebut memiliki peran yang besar dalam membentuk anak yang cerdas dan pintar.  Dalam membentuk anak yang berhasil dan sukses hal yang perlu diperhatikan adalah pembentukkan kecerdasan emosional anak. Kecerdasan emosional memiliki kedudukan yang penting dalam membentuk anak sukses.
Anak yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan lebih memiliki kecakapan lebih bila dibandingkan dengan anak yang hanya memiliki kecerdasan intelektual saja.  Anak yang memiliki kecerdasan emosional yang baik maka biasanya anak tersebut akan mudah bergaul, memiliki kepribadian yang lebih banyak disukai oleh orang lain dan cenderung memiliki ketahanan fisik yang lebih kuat karena anak mampu mengelola emosinya dengan baik.
Aspek-aspek kecerdasan emosional anak dapat dibagi menjadi 5 macam yaitu :
1. Kecerdasan untuk mengenali emosi sendiri
Kecerdasan ini adalah kemampuan untuk mengenali emosi yang timbul dalam diri sendiri.  Kepekaan mengenal emosi diri sendiri akan membantu menangkap sinyal dan mengidentifikasi emosi yang timbul dan sedang berlangsung dalam diri.  Emosi yang bisa muncul antara lain sedih, senang, marah, benci, riang, takut, kecewa dan lain sebagainya.
2. Kecerdasan Mengelola Emosi
Mengelola emosi merupakan bagian yang terpenting untuk menjaga agar anak tidak melakukan hal-hal yang tidak baik.  Kondisi marah yang tidak dikelola dengan baik bisa menyebabkan anak berbuat negatif, bisa jadi anak akan berteriak ataupun memukul anak yang lainnya.  Kemampuan untuk mengelola kondisi emosi akan sangat membantu anak untuk tetap bersikap tenang. Sikap tenang merupakan point penting dalam menghadapi masalah dan sikap tenang akan bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan baik.
3. Kecerdasan Memotivasi diri
Memotivasi diri adalah salah satu kemampuan untuk memberikan semangat dalam diri yang sedang lemah.  Kemampuan ini menjadi penting karena setiap anak pasti akan mengalami pasang surut terutama kondisi semangat maupun kondisi hati.  Kemampuan untuk memotivasi diri maka akan membuat anak tetap semangat dan memiliki rasa optimisme yang tinggi.
4. Kecerdasan untuk mengenali emosi orang lain
Tak mungkin anak akan hidup sendiri.  Anak memerlukan orang lain baik itu dikala bermain ataupun ketika sedang berkumpul.  Kemampuan untuk memahami kondisi emosi orang lain akan membuat anak lebih disukai dan anak akan lebih mudah bergaul.  Rasa empati akan muncul manakala anak bisa memahami kondisi orang lain.
5. Kecerdasan Sosial
Dengan modal rasa empati yang dimilikinya maka anak akan lebih mudah untuk menjalin hubungan sosial dengan orang lain.  Kecerdasan sosial yang baik akan sangat membantu anak dalam membangun jaringan relasi dan tentunya hal ini akan sangat diperlukan manakala anak sudah tumbuh dewasa.  Kecerdasan sosial yang baik akan membuat anak mempunyai banyak teman, pandai bergaul dan anak akan lebih mudah dikenal oleh orang lain.
Lima aspek kecerdasan emosi anak sebaiknya dibina sejak anak usia dini.  Keberhasilan dalam membentuk kecerdasan emosional akan sangat membantu anak dalam mengarungi kehidupannya kelak.  Kondisi hati dan jiwa yang tenang akan mampu untuk menyelesaikan permasalahan dengan baik.  Karena tak mungkin manusia hidup tanpa masalah, termasuk juga anak.  Semua orang punya masalah, tinggal yang membedakannya adalah bagaimana cara menghadapi permasalahan tersebut.  Kombinasi yang baik antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosi akan membuat permasalahan mudah untuk diselesaikan.  Tentunya dengan ijin Allah Sang Maha Pencipta.

Cara Tepat Menjalin Komunikasi kepada Anak

Menjalin komunikasi yang baik dalam sebuah keluarga itu sangat diperlukan. Komunikasi merupakan suatu hal yang melatarbelakangi erat atau tidaknya hubungan sebuah keluarga. Jika komunikasi yang terjalin antara anggota keluarga yang satu dan yang lainnya cukup baik, maka kehidupan keluarga akan terasa menyenangkan.
Selain itu, dengan adanya komuniksi yang baik juga bisa menyemangati si anak dan tidak membuatnya menjadi stres. Sebagai orangtua, Anda harus bisa menjalin komunikasi yang baik dengan si anak.

Berikut cara tepat menjalin komunikasi dengan anak:
1. Mendengarkan anak Anda bisa menanyakan kepada si anak apa yang terjadi di sekolah. Namun, saat mendengarkan si anak bebicara jangan malah beralih ke televisi, koran, atau ponsel. Anda harus bisa mendengarkan si anak. Bila perlu, berikan tanggapan Anda mengenai hal yang diceritakannya tersebut.
 2. Membimbing anak Saat si anak sedang menonton televisi atau memainkan akun jejaring sosialnya, sebisa mungkin Anda harus berada di sampingnya. Sebagai orangtua yang baik, Anda harus bisa membimbingnya dan memberikan pengetahuan mengenai cara menggunakan internet yang baik.
 3. Menghargai prestasi anak Anda juga disarankan agar menghargai prestasi yang didapat si anak. Misalnya, si anak memenangkan pertandingan di sekolahnya. Anda harus bisa menghargainya dengan cara memberikannya selamat atau membuatkan makan malam kesukaannya. Dengan begitu, si anak akan merasa senang dan lebih termotivasi lagi untuk melakukan hal baik.
 4. Memberikan waktu anak untuk menjawab Anak-anak mungkin memerlukan waktu beberapa saat untuk memproses dan memahami apa yang dikatakan orangtuanya. Untuk itu, Anda harus memberikan si anak waktu agar bisa menjawab apa yang Anda tanyakan.
 5. Tak menggunakan kata-kata yang rumit Saat berbicara pada si anak, jangan menggunakan kata-kata yang rumit. Pilihlah kalimat yang mudah dicerna oleh si anak. Dengan begitu, si anak tidak akan bingung dan cepat tangkap apa yang Anda katakan.
 6. Mengajak berdiskusi Berdiskusi dengan anak bisa membuatnya merasa dihargai. Untuk itu, tak ada salahnya Anda mendiskusikan sesuatu dengan anak. Misalnya, mendiskusikan pelajaran di sekolahnya, masalah keluarga, dan lain sebagainya.
 7. Sabar menghadapinya Meskipun si anak nakal, namun Anda harus sabar menghadapinya. Menanggapi sesuatu dengan sabar merupakan cara terbaik untuk berkomunikasi dengan mereka. Dengan begitu, si anak juga akan lebih merasa nyaman berada di samping orangtuanya.
 8. Mengatakan sesuatu dengan cara yang positif Anda mungkin sering menggunakan intonasi tinggi saat mengajarkan sesuatu pada anak. Namun, kebiasaan itu sebaiknya dihilangkan saja karena bisa membuat si anak merasa ketakutan dan tidak percaya diri. Anda bisa mengganti kata-kata itu dengan kalimat yang lebih positif. Misalnya berkata, “Kalau meletakkan tas di sini kan jadi lebih rapi, nak.” Itulah cara tepat menjalin komunikasi dengan anak.

Bagaimanapun juga, komunikasi yang baik itu harus terjalin dengan baik dalam sebuah keluarga. Tujuannya adalah agar setiap anggota kelurarga merasa nyaman dan tak ada kesalahpahaman.

HEDONISME PADA REMAJA

Hedonisme muncul pada awal sejarah filsafat sekitar tahun 433 SM. Hedonisme ingin menjawab pertanyaan filsafat "apa yang menjadi hal terbaik bagi manusia?" Hal ini diawali dengan Sokrates yang menanyakan tentang apa yang sebenarnya menjadi tujuan akhir manusia. Lalu Aristippos dari Kyrene (433-355 SM) menjawab bahwa yang menjadi hal terbaik bagi manusia adalah kesenangan.
Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang, pesta-pora, dan pelesiran merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Karena mereka beranggapan hidup ini hanya sekali, sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup senikmat-nikmatnya. di dalam lingkungan penganut paham ini, hidup dijalani dengan sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas.
Remaja dan mahasiswa termasuk dalam kategori generasi penerus bangsa Indonesia di masa depan. Peran mereka sebagai generasi penerus akan menentukan kemajuan dan kemampuan Indonesia untuk bersaing dengan negara lain dalam segala bidang, baik ilmu pengetahuan, teknologi, informasi maupun lainnya. Adanya budaya hedonisme yang makin marak memberikan pengaruh kepada mereka termasuk salah satu hal yang harus diwaspadai dan diperlukan jalan keluar penyelesaiannya.
Fakta adanya budaya hedone yang marak di kalangan generasi penerus Indonesia, misalnya pesta minuman keras, pesta narkoba, pergaulan bebas dan lainnya. Semua fakta tersebut berujung pada kesenangan dunia belaka. Akibat yang ditimbulkan beragam dan membuat kondisi generasi penerus tersebut ironi dengan tingkah laku mereka.
Budaya ini dapat dihindari dan dicegah dengan adanya peran aktif dari lini sendiri, keluarga, masyarakat, dan negara. Hidup hedone tidak dapat hanya dibentengi dengan pengendalian diri sendiri karena manusia pada dasarnya makhluk sosial dan mudah terpengaruh dengan orang lain dalam kondisi tertentu.
Sebagian besar generasi penerus tersebut memiliki pendapat bahwa budaya hedonisme memiliki hubungan dengan gaya hidup modern. Jika mereka tidak mengikuti arus kehidupan modern, maka mereka merasa tertinggal dan berada pada posisi tidak berkembang mengikuti perkembangan jaman. Pendapat seperti itulah yang seharusnya tidak dimiliki generasi Indonesia.
Memaknai kehidupan modern dan mengikuti perkembangan jaman berbeda dengan terpengaruh kesenangan hidup modern yang berujung pada hedone. Oleh karena itu, seperti ulasan sebelumnya peran dari semua aspek kehidupan baik diri sendiri sampai dengan negara harus diupayakan terlaksana demi menyelamatkan aset penting negara yaitu generasi muda Indonesia.
Kehidupan modern yang salah dimaknai oleh para generasi penerus bangsa biasanya dapat terlihat dari sisi lahiriyah, seperti arsitektur atau bentuk rumah, pusat perbelanjaan modern, gaya hidup modern dan lainnya yang terpengaruh kehidupan modern. Padahal jika kita telusuri, semua hal yang dimaknai modern tersebut asalnya dari negara barat. Hal itulah yang menjadikan cara pandang dan berpikirnya generasi penerus Indonesia tidak sesuai dengan nilai luhur budaya Bangsa Indonesia.
Era globalisasi seperti saat ini seharusnya dihadapi dengan banyak persiapan terutama generasi penerusnya. Wajar jika secara mayoritas masyarakat Indonesia terutama generasi penerusnya. Wajar jika secara mayoritas masyarakat Indonesia terutama generasi penerusnya makin jauh dari nilai lihur budaya bangsa karena ketidakpastian mereka menghadapi era globalisasi.
Semua mengikuti arah budaya barat dalam segala kehidupan. Misalnya makin ramainya tempat hiburan malam, anak muda menykai mabuk-mabukan yang berakibat pada keributan, adanya pencinta sesama jenis di Indonesia, banyak pelajar yang umumnya remaja tidak ada semangat belajar karena menurut mereka belajar merupakan kegiatan yang membosankan. Hal inilah yang membuat budaya di Indonesia mulai dilupakan dengan adanya gaya hidup hedonisme.

SIFAT EGOIS PADA REMAJA

Egoisme adalah cara untuk mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang menguntungkan bagi dirinya sendiri, dan umumnya memiliki pendapat untuk meningkatkan citra pribadi seseorang dan pentingnya - intelektual, fisik, sosial dan lainnya. Egoisme ini tidak memandang kepedulian terhadap orang lain maupun orang banyak pada umunya dan hanya memikirkan diri sendiri
Egois ini memiliki rasa yang luar biasa dari sentralitas dari 'Aku adalah'. Kualitas pribadi mereka Egotisme berarti menempatkan diri pada inti dunia seseorang tanpa kepedulian terhadap orang lain, termasuk yang dicintai atau dianggap sebagai "dekat," dalam lain hal kecuali yang ditetapkan oleh egois itu.
Kata "egoisme" merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin yakni ego, yang berasal dari kata Yunani kuno - yang masih digunakan dalam bahasa Yunani modern - ego (εγώ) yang berarti "diri" atau "Saya", dan-isme, digunakan untuk menunjukkan sistem kepercayaannya. Dengan demikian, istilah ini secara etimologis berhubungan sangat erat dengan egoisme filosofis.
"Ego" dapat dimaknai sebagai "aku; diri pribadi; rasa sadar akan diri sendiri; konsepsi individu tentang dirinya sendiri". Tidak ada konotasi negatif dari arti kata ini. Justru merupakan langkah awal untuk segala yang bernama kebaikan, karena merupakan refleksi dari kesadaran individu mengenai dirinya sendiri. Kemudian kata ini mendapat akhiran menjadi "egois" yang berarti: orang yang selalu mementingkan diri sendiri. Dari sini kemudian kita melegitimasi dengan definisi bahwa orang yang egois (baca: mementingkan diri sendiri) adalah orang yang bertingkah laku buruk karena tidak memikirkan kepentingan atau kesejahteraan orang lain. Perilakunya cenderung destruktif karena hanya demi keuntungannya pribadi. Benarkah dengan merugikan orang lain dan hanya mementingkan diri sendiri, orang ini akan mendapatkan keuntungan pada hasil akhir? Pantaskah orang seperti ini disebut egois? Buat saya: Tidak! Orang yang egois justru orang cerdas, berkepribadian luhur, disukai banyak orang, dan biasanya mereka adalah orang-orang sukses

KENAKALAN REMAJA

Mengapa para pelajar itu begitu sering tawuran, seakan-akan mereka sudah tidak memiliki akal sehat, dan tidak bisa berpikir mana yang berguna dan mana yang tidak ? Mengapa pula para remaja banyak yang terlibat narkoba dan seks bebas ? Apa yang salah dari semua ini ?
Seperti yang sudah diulas dalam artikel lain di situs ini, remaja adalah mereka yang berusia antara 12 - 21 tahun. Remaja akan mengalami periode perkembangan fisik dan psikis sebagai berikut :
  • Masa Pra-pubertas (12 - 13 tahun)
  • Masa pubertas (14 - 16 tahun)
  • Masa akhir pubertas (17 - 18 tahun)
  • Dan periode remaja Adolesen (19 - 21 tahun)
Masa pra-pubertas (12 - 13 tahun)
Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja. Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan dengan anak laki-laki. Pada masa ini, terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu meningkatnya hormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ seksual serta organ-organ reproduksi remaja. Di samping itu, perkembangan intelektualitas yang sangat pesat jga terjadi pada fase ini. Akibatnya, remaja-remaja ini cenderung bersikap suka mengkritik (karena merasa tahu segalanya), yang sering diwujudkan dalam bentuk pembangkangan ataupun pembantahan terhadap orang tua, mulai menyukai orang dewasa yang dianggapnya baik, serta menjadikannya sebagai "hero" atau pujaannya. Perilaku ini akan diikuti dengan meniru segala yang dilakukan oleh pujaannya, seperti model rambut, gaya bicara, sampai dengan kebiasaan hidup pujaan tersebut.

Masa pubertas (14 - 16 tahun)

Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana perkembangan fisik mereka begitu menonjol. Remaja sangat cemas akan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga bahwa hal itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-anak lagi. Pada masa ini, emosi remaja menjadi sangat labil akibat dari perkembangan hormon-hormon seksualnya yang begitu pesat. Keinginan seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini. Pada remaja wanita ditandai dengan datangnya menstruasi yang pertama, sedangkan pada remaja pris ditandai dengan datangnya mimpi basah yang pertama. Remaja akan merasa bingung dan malu akan hal ini, sehingga orang tua harus mendampinginya serta memberikan pengertian yang baik dan benar tentang seksualitas. Jika hal ini gagal ditangani dengan baik, perkembangan psikis mereka khususnya dalam hal pengenalan diri/gender dan seksualitasnya akan terganggu. Kasus-kasus gay dan lesbi banyak diawali dengan gagalnya perkembangan remaja pada tahap ini.

Di samping itu, remaja mulai mengerti tentang gengsi, penampilan, dan daya tarik seksual. Karena kebingungan mereka ditambah labilnya emosi akibat pengaruh perkembangan seksualitasnya, remaja sukar diselami perasaannya. Kadang mereka bersikap kasar, kadang lembut. Kadang suka melamun, di lain waktu dia begitu ceria. Perasaan sosial remaja di masa ini semakin kuat, dan mereka bergabung dengan kelompok yang disukainya dan membuat peraturan-peraturan dengan pikirannya sendiri.

Masa akhir pubertas (17 - 18 tahun)

Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan dapat menerima kodratnya, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka. Masa ini berlangsung sangat singkat. Pada remaja putri, masa ini berlangsung lebih singkat daripada remaja pria, sehingga proses kedewasaan remaja putri lebih cepat dicapai dibandingkan remaja pria. Umumnya kematangan fisik dan seksualitas mereka sudah tercapai sepenuhnya. Namun kematangan psikologis belum tercapai sepenuhnya.

Periode remaja Adolesen (19 - 21 tahun)

Pada periode ini umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang sempurna, baik segi fisik, emosi, maupun psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam hal yang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang didapat dari pikiran mereka. Mereka mulai menyadari bahwa mengkritik itu lebih mudah daripada menjalaninya. Sikapnya terhadap kehidupan mulai terlihat jelas, seperti cita-citanya, minatnya, bakatnya, dan sebagainya. Arah kehidupannya serta sifat-sifat yang menonjol akan terlihat jelas pada fase ini.

Kenakalan remaja

Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungan, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri, dan sebagainya.




Perilaku ‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).

Faktor internal:

  1. Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
  2. Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

Faktor eksternal:

  1. Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
  2. Teman sebaya yang kurang baik
  3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.

Hal-hal yang bisa dilakukan/ cara mengatasi kenakalan remaja:

  1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
  2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
  3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
  4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
  5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.


Tips untuk mencegah dan mengatasi kenakalan remaja


  • Orang tua harus selalu memberikan dan menunjukkan perhatian dan kasih sayangnya kepada anaknya. Jadilah tempat curhat yang nyaman sehingga masalah anak-anaknya segera dapat terselesaikan.
  • Perlunya ditanamkan dasar agama yang kuat pada anak-anak sejak dini.
  • Pengawasan orang tua yang intensif terhadap anak. Termasuk di sini media komunikasi seperti televisi, radio, akses internet, handphone, dll.
  • Perlunya materi pelajaran bimbingan konseling di sekolah.
  • Sebagai orang tua sebisa mungkin dukunglah hobi/bakat anak-anaknya yang bernilai positif. Jika ada dana, jangan ragu-ragu untuk memfasilitasi hobi mereka, agar anak remaja kita dapat terhindar dari kegiatan-kegiatan negatif.
  • dll



Cara Mengatasi Kenakalan Remaja


Masa remaja erat kaitannya dan sering sekali dihubung-hubungkan dengan yang namanya kenakalan remaja. Masa remaja secara umum merupakan peralihan transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja. Sebenarnya kenakalan remaja itu timbul akibat dari ketidak mampuan anak dalam menghadapi tugas perkembangan remaja yang harus dipenuhi.

Pada masa remaja banyak sekali perubahan yang terjadi pada diri anak, baik segi psikis maupun fisiknya. Dalam segi psikis bayak teori-teori perkembangan yang memaparkan ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan pada lingkungan. Jika tidak diwaspadai, perubahan-perubahan psikis yang terjadi sebagai tugas perkembangan remaja itu akan berdampak negatif pada remaja. Untuk tugas perkembangan remaja bisa lihat disini

Menurut Hurlock (1973) ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam memenuhi tugas-tugas tersebut, yaitu :

  1. Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi di rumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan nilai-nilai.
  2. Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada remaja, seperti masalah pencapaian kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit kewajiban dibebankan oleh orangtua.

Remaja masa kini banyak sekali tekanan-tekanan yang mereka dapatkan, mulai dari perkembangan fisiologi, ditambah dengan kondisi lingkungan dan sosial budaya serta perkembangan teknologi yang semakin pesat. Hal ini dapat mengakibatkan munculnya masalah-masalah psikologis berupa gangguan penyesuaian diri atau perilaku yang mengakibatkan bentuk penyimpangan perilaku yang disebut kenakalan remaja.

Menurut hemat saya, tekanan-tekanan yang timbul dari lingkungan dan orang tua yang menginginkan anak melakukan peran dewasa, padahal mereka masih tergolong dalam masa remaja, secara psikologis anak belum mampu menghadapinya. Stres, kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja membuat mereka mengambil resiko dengan melakukan kenakalan remaja (Fuhrmann, 1990).

Faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan remaja (dari segi lingkungan)


Faktor lingkungan merupakan peran untama dalam membantu masa remaja untuk menyelesaikan tugas perkembangannya. Adapun faktor faktor yang dapat menyebabkan munculnya kenakalan remaja adalah Keluarga (rumah tangga), Sekolah, dan Kondisi Masyarakat (lingkungan social).

1.   Keluarga (rumah tangga)

Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak/remaja yang dibesarkan dalam lingkungan sosial keluarga yang tidak baik atau disharmoni keluarga, maka resiko anak untuk mengalami gangguan kepribadian menjadi berkepribadian antisosial dan berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan dengan anak yang dibesarkan dalam keluarga sehat atau harmonis (sakinah).

2.  Sekolah

Kondisi sekolah yang tidak baik dapat menganggu proses belajar mengajar anak didik, yang pada gilirannya dapat memberikan “peluang” pada anak didik untuk berperilaku menyimpang. Misalnya, kurikulum sekolah yang sering berganti-ganti, muatan agama/budi pekerti yang kurang. Dalam hal ini yang paling berperan adalah guru Agama, guru PKN dan Bimbingan Konseling, meskipun semua elemen sekolah bertanggung jawab atas perilaku anak di sekolah.

3.   Kondisi Masyarakat (Lingkungan Sosial)

Faktor kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat atau “rawan”, merupakan faktor yang kondusif bagi anak/remaja untuk berperilaku menyimpang. Faktor lingkungan yang sehat misalnya:ini dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu pertama, faktor kerawanan masyarakat dan kedua, faktor daerah rawan (gangguan kamtibmas). Kriteria dari kedua faktor tersebut, antara lain:

Faktor Kerawanan Masyarakat (Lingkungan)

  1.  Tempat-tempat hiburan yang buka hingga larut malambahkan sampai dini hari
  2. Peredaran alkohol, narkotika, obat-obatan terlarang lainnya
  3. Pengangguran
  4. Anak-anak putus sekolah/anak jalanan
  5. Wanita tuna susila (wts)
  6. Beredarnya bacaan, tontonan, TV, Majalah, dan lain-lain yang sifatnya pornografis dan kekerasan
  7. Perumahan kumuh dan padat
  8. Pencemaran lingkungan
  9. Tindak kekerasan dan kriminalitas
  10. Kesenjangan sosial

 Daerah Rawan (Gangguan Kantibmas)

  1. Penyalahgunaan alkohol, narkotika dan zat aditif lainnya
  2. Perkelahian perorangan atau berkelompok/massal
  3. Kebut-kebutan
  4. Pencurian, perampasan, penodongan, pengompasan, perampokan
  5. Perkosaan
  6. Pembunuhan
  7.  Tindak kekerasan lainnya
  8. Pengrusakan
  9. Coret-coret dan lain sebagainya

Kondisi psikososial yang seperti ini, merupakan faktor yang kondusif (rawan) bagi terjadinya kenakalan remaja.

Cara Mengatasi Kenakalan Remaja


Masa remaja sebagai periode merupakan suatu periode yang sarat dengan perubahan dan rentan munculnya masalah (kenakalan remaja). Untuk itu perlu adanya perhatian khusus serta pemahaman yang baik serta penanganan yang tepat terhadap remaja merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja di kehidupan selanjutnya, mengingat masa ini merupakan masa yang paling menentukan.

Selain itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua, guru dan pihak-pihak lain yang terkait agar perkembangan remaja di bidang pendidikan dan bidang-bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat dan bahagia. Demikian sedikit paparan mengenai cara mengatasi kenakalan remaja, semoga kenakalan remaja di negeri ini berkurang.