Kamis, 09 Mei 2013

5 Aturan yang Membuat Nama Brand atau Merek Anda Langsung Nancep!

Membuat sebuah nama brand yang bagus itu sangat penting. Nama brand atau merek adalah investasi awal yang sangat menentukan keberhasilan sebuah produk. Selain kualitas produk (konten) yang bagus, nama brand adalah kunci awalnya.
Begini, berapa banyak yang mampu membuat pizza lebih baik dan lebih enak dari pizza Hut? Banyak.
Tapi, silahkan lakukan survey sederhana, jika menyebut pizza, apa yang langsung terasisiasi dengannya? Pasti banyak yg bilang “PIZZA HUT”!!
Oke, berikut ini, inilah 5 aturan atau jurus yang membuat nama brand atau merek anda seperti memiliki ruh yang nancep dan nempel dengan baik di ingatan orang-orang.

1. Sesuai target pasarnya

Sesuaikan nama brand anda pasar yang anda bidik. Cari tau siapa mereka dan apa yang mereka sukai. Misalnya, jika anda ingin bikin salon dengan target: Perempuan Muda, Feminim, Fashion Trendy, Mid-Class.
Kira kira manakah nama salon yang paling cocok untuk itu: Salon JOKO, Salon LISA, atau Salon Angelina?

2. Terasosiasi oleh Differensiasi

Ini artinya adalah ketika mendengar merek anda, orang langsung ‘ngeh’ tentang perbedaan dan sesuatu yang spesial dari produk anda. Contohnya: “Oseng Mercon”, ini terasosiasi dengan pedas yang wuiihhh, meledak!!! Atau “Kaos Emas” orang akan terasosiasi dengan kaos hitam bertinta emas.

3. Usahakan hindari Singkatan Konsonan

Selain sukar diingat, singkatan konsonan juga sukar terasosiasi oleh produknya. “Yuk kita ke toko bunga DMC…!” Ternyata setelah sampai di sana berjejer toko bunga DCM, MDC, CMD….aduh..pusing deh. mana yang bener nih? Lalu bagaimana dengan HSBC, BCA? Nama singkatan HSBC dan BCA itu dibuat setelah bank tersebut terkenal dan besar. Dulunya tidak. Lagi pula, bisnisnya memang unik, produk yang tidak mudah ditiru oleh orang banyak. Berapa banyak sih yang punya kesempatan mendirikan bang semacam itu?

3a. Hindari Juga ANGKA

Hampir sama dengan singkatan konsonan, angka lebih sulit diingat dan juga tidak terasosiasi dengan produknya. Bakpia Patok 75,25,625,65: yang mana nih yang jadi pionir? Lha, Es Teler77 kok tetap nomor 1 ya? Iya, karena dia tidak punya saingan yang setara….

4. Bikin Aneh atau Nyeleneh!

kalau saya sebut suatu produk seperti ‘rawon’; apa yang langsung ada dibenak anda? Yup betul: “Rawon Setan!”. Meskipun anda belum pernah tau di mana dan belum pernah mencicipinya, tapi namanya sudah kemana-mana karena nyeleneh dan aneh. Seperti juga “Soto Gebrak” yang sangat menarik karena ada ritual menggebrak meja sebelum disajikan. Tidak harus sesuatu yang berkonotasi negatif lho yang disebut nyeleneh itu. Bisa saja anda bikin atau buka warung “Rawon Malaikat” disebelah rawon setan. Kemudian bikin tag line besar “Pilih Surga apa Neraka?” Hehehehehe…..laris tuh.

5. Mudah Diucap atau Diingat

Coba deh baca 10 kali dengan cepat: cengkirengcengcongrikker <—– saya jamin keriting deh lidahnya…hahahaha. Mudah diingat itu dapat berupa nama brand yang terdiri dari 2 sampai 4 suku kata yang tidak bertabrakan 2-3 konsonan bersamaan. KaosEmas lebih baik dari pada KaoSSPort < meski sama-sama 4 suku kata, tapi pada “Kaossport” ada SSP ini konsonan berurutan. Contoh baik: Nike, Adidas, Nokia dsb.
“MEREK YANG UNIK MEMBUAT ORANG PENASARAN UNTUK MEMBELI, DAN KONTEN PRODUK YG NGANGENI MEMBUAT ORANG AKAN KEMBALI LAGI…”
Oke, selamat berkreasi membuat nama brand yang mudah untuk NGETOP!
Tulisan ini disadur dari buku Jaya Setiabudi: “Kitab Anti bangkrut”

2 komentar: