Kamis, 09 Mei 2013

HEDONISME PADA REMAJA

Hedonisme muncul pada awal sejarah filsafat sekitar tahun 433 SM. Hedonisme ingin menjawab pertanyaan filsafat "apa yang menjadi hal terbaik bagi manusia?" Hal ini diawali dengan Sokrates yang menanyakan tentang apa yang sebenarnya menjadi tujuan akhir manusia. Lalu Aristippos dari Kyrene (433-355 SM) menjawab bahwa yang menjadi hal terbaik bagi manusia adalah kesenangan.
Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang, pesta-pora, dan pelesiran merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Karena mereka beranggapan hidup ini hanya sekali, sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup senikmat-nikmatnya. di dalam lingkungan penganut paham ini, hidup dijalani dengan sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas.
Remaja dan mahasiswa termasuk dalam kategori generasi penerus bangsa Indonesia di masa depan. Peran mereka sebagai generasi penerus akan menentukan kemajuan dan kemampuan Indonesia untuk bersaing dengan negara lain dalam segala bidang, baik ilmu pengetahuan, teknologi, informasi maupun lainnya. Adanya budaya hedonisme yang makin marak memberikan pengaruh kepada mereka termasuk salah satu hal yang harus diwaspadai dan diperlukan jalan keluar penyelesaiannya.
Fakta adanya budaya hedone yang marak di kalangan generasi penerus Indonesia, misalnya pesta minuman keras, pesta narkoba, pergaulan bebas dan lainnya. Semua fakta tersebut berujung pada kesenangan dunia belaka. Akibat yang ditimbulkan beragam dan membuat kondisi generasi penerus tersebut ironi dengan tingkah laku mereka.
Budaya ini dapat dihindari dan dicegah dengan adanya peran aktif dari lini sendiri, keluarga, masyarakat, dan negara. Hidup hedone tidak dapat hanya dibentengi dengan pengendalian diri sendiri karena manusia pada dasarnya makhluk sosial dan mudah terpengaruh dengan orang lain dalam kondisi tertentu.
Sebagian besar generasi penerus tersebut memiliki pendapat bahwa budaya hedonisme memiliki hubungan dengan gaya hidup modern. Jika mereka tidak mengikuti arus kehidupan modern, maka mereka merasa tertinggal dan berada pada posisi tidak berkembang mengikuti perkembangan jaman. Pendapat seperti itulah yang seharusnya tidak dimiliki generasi Indonesia.
Memaknai kehidupan modern dan mengikuti perkembangan jaman berbeda dengan terpengaruh kesenangan hidup modern yang berujung pada hedone. Oleh karena itu, seperti ulasan sebelumnya peran dari semua aspek kehidupan baik diri sendiri sampai dengan negara harus diupayakan terlaksana demi menyelamatkan aset penting negara yaitu generasi muda Indonesia.
Kehidupan modern yang salah dimaknai oleh para generasi penerus bangsa biasanya dapat terlihat dari sisi lahiriyah, seperti arsitektur atau bentuk rumah, pusat perbelanjaan modern, gaya hidup modern dan lainnya yang terpengaruh kehidupan modern. Padahal jika kita telusuri, semua hal yang dimaknai modern tersebut asalnya dari negara barat. Hal itulah yang menjadikan cara pandang dan berpikirnya generasi penerus Indonesia tidak sesuai dengan nilai luhur budaya Bangsa Indonesia.
Era globalisasi seperti saat ini seharusnya dihadapi dengan banyak persiapan terutama generasi penerusnya. Wajar jika secara mayoritas masyarakat Indonesia terutama generasi penerusnya. Wajar jika secara mayoritas masyarakat Indonesia terutama generasi penerusnya makin jauh dari nilai lihur budaya bangsa karena ketidakpastian mereka menghadapi era globalisasi.
Semua mengikuti arah budaya barat dalam segala kehidupan. Misalnya makin ramainya tempat hiburan malam, anak muda menykai mabuk-mabukan yang berakibat pada keributan, adanya pencinta sesama jenis di Indonesia, banyak pelajar yang umumnya remaja tidak ada semangat belajar karena menurut mereka belajar merupakan kegiatan yang membosankan. Hal inilah yang membuat budaya di Indonesia mulai dilupakan dengan adanya gaya hidup hedonisme.

1 komentar: